Selasa, 28 Desember 2010

Egois dan Sombong adalah Faktor Penghambat Ilmu

Rintangan-rintangan Dalam Menuntut Ilmu



Karena menuntut ilmu adalah jalan menuju surga, dan surga dikelilingi oleh banyak rintangan, hal ini berarti bahwa menuntut ilmu juga dikelilingi oleh rintangan-rintangan. Sehingga banyak hal di dalamnya yang dibenci oleh jiwa yang tidak taat.

Dan karena ilmu merupakan wasilah menuju surga, dan Iblis telah berjanji untuk memotong semua jalan menuju surga, maka tentu saja, jalan ilmu adalah sebuah jalan dimana Iblis menempatkan tipu muslihatnya untuk mengalihkan seorang penuntut ilmu dari tujuannya.

Asal dari semua dosa terdapat dalam tiga hal: tamak, dengki, dan sombong. Ketamakanlah yang mengeluarkan bapak kita Adam dari surga. Inilah apa yang dibisikkan syaithan kepadanya ketika melihat ambisinya terhadap surga:

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِن سَوْءَاتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَـذِهِ الشَّجَرَةِ إِلاَّ أَن تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ

 “Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)". (QS Al-A’raf : 20)

فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى

 “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS Thaha : 120)

Kedengkianlah yang telah menyebabkan permusuhan yang timbul diantara dua anak Adam, ketika keduanya membawa qurban dan yang diterima hanya salah seorang diantaranya, dan yang tidak diterima korbannya mengangkat tangannya untuk membunuh saudaranya karena dengki. Kesombonganlah yang menyebabkan Iblis menjadi kufur.

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ

 “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS Al-Baqarah : 34)

Karena ketiga hal ini adalah asal dari semua dosa, dan semua pelanggaran dapat ditelusuri kembali kepada ketiga hal tersebut, maka sesungguhnya rintangan dan hambatan dalam menuntut ilmu juga berasal dari ketiganya.

Contohnya dapat dilihat berikut ini:

1. Seorang penuntut ilmu sangat berambisi terhadap ilmu –jika dia menelantarkan kewajibannya yang lain- dapat menyebabkan dia pada akhirnya mengabaikan dan menyia-nyiakan ilmu. Ada beberapa tahap untuk hal ini seperti:

- Jika seorang pelajar memenuhi jadwal hariannya untuk menuntut ilmu, kemudian menyibukkan dirinya setiap hari dengannya, mengikuti beberapa kelas dan majelis. Sehingga tubuhnya tidak beristirahat, padahal jiwamu memiliki hak atasmu, dan tubuhmu memiliki hak atasmu. Maka anda harus memberikan setiap hal yang memiliki hak atasmu.

- Ambisi juga dapat membuat seseorang berpindah dari satu jenis ilmu kepada yang lainnya sebelum menamatkannya. Dengan melakukan hal ini, ia menghilangkan dari dirinya untuk memiliki pemahaman yang benar dan penguasaan terhadap ilmu-ilmu tersebut. Contohnya ketika seseorang mulai mempelajari sebuah buku, dan mendengar ada majelis lain di tempat yang lain, sehingga dia meninggalkan buku yang belum selesai dibacanya dengan penguasaan dan menghadiri kelas tersebut.

Semua hal ini adalah akibat dari ambisi. Hal ini baik pada tahap awal, namun dapat mengarah pada kebalikan dari apa yang diinginkan. Ini mengingatkanku akan perkataan salah seorang Salaf: “Sungguh, syaithan membuka sembilan puluh sembilan pintu dari pintu-pintu kebaikan, sehingga dia dapat menempatkanmu dalam salah satu pintu keburukan.”

Ibnu Shihab Az-Zuhri rahimahullah, suatu kali berkata kepada Yunus bin Yazid: “Wahai Yunus! Janganlah berusaha melampaui batas dalam ilmu, karena ilmu seperti aliran-aliran sungai – yang manapun diantaranya yang coba kau kejar, ia akan berhenti sebelum engkau mencapainya. Sebaliknya, engkau harus mengambilnya dengan (berlalunya) siang dan malam. Dan janganlah mengambil ilmu sekaligus, karena sesungguhnya barangsiapa yang mencari dan mengambil ilmu sekaligus, ilmu akan meninggalkannya. Ilmu harus dicari setahap demi setahap, siang dan malam [Jami’ Bayan al-Ilm wa Fadhilihi (1/138)].

2. Kedengkian dapat menahan seorang penuntut ilmu dari menuntut ilmu.

Contohnya:

- Ketika seorang pelajar iri hati terhadap temannya, dan meskipun ia kurang memahami suatu perkara, ia menahan diri untuk tidak bertanya kepada mereka karena kedengkiannya. Sehingga ia tidak mengkaji dan belajar bersama mereka. Karenanya, hal ini menghalanginya dalam menuntut ilmu.

- Apabila seorang pelajar dengki terhadap ustadz atau syaikhnya atas apa yang dimilikinya, sebagai akibatnya ia memabangkang dari majelisnya dan tidak menginginkan gurunya mengajar dan memberi manfaat kepada pelajar lainnya. Hal ini juga menghalangi seseorang dari menuntut ilmu.

- Ketika seseorang merasa dengki terhadap temannya karena tingkat pemahaman dan keinginan mereka untuk belajar, sehingga ia menimbulkan keributan di dalam kelas dengan maksud menghalangi mereka untuk mengambil manfaat, karena rasa dengkinya. Sesungguhnya dia hanya merugikan dirinya dalam hal ini.

3. Kesombongan juga dapat menghalangi penuntut ilmu dari belajar dan menerima pendidikan. Contohnya:

- Mungkin Allah telah menganugerahkan seseorang kemampuan untuk memperoleh ilmu, tapi seseorang yang sombong memandangnya (orang yang diberi anugerah tersebut –pent) lebih rendah daripada dirinya, sebagai akibatnya, ia menahan diri dari belajar kepadanya.

- Kesombongan juga dapat menghalangi seseorang dari berusaha belajar mengenai sesuatu yang tidak dipahaminya atau dari bertanya kepada guru agar dapat memahaminya. Bahkan, menuntut ilmu karena kesombongan akan menghalangi dia untuk duduk dalam majelis dengan pelajar lainnya di depan gurunya. (syaikh).

- Seseorang mungkin dengki kepada temannya sehingga dengan angkuh menahan diri dari bertanya kepada mereka dan mencoba belajar dari mereka beberapa perkara yang tidak dipahaminya, atau pada topik yang tidak dihadirinya.

Al-Baihaqi meriwayatkan dalam Shu’abul Iman dari Abu Hazim bahwa ia berkata: “Engkau tidak dapat menjadi ahli ilmu sampai engkau mengumpulkan tiga karakter dalam dirimu: (1) Jangan melampaui mereka yang berada di atasmu; (2) Jangan memandang rendah kepada mereka yang berada di bawahmu; (3) Jangan mengambil kehidupan dunia sebagai ganti ilmumu [Shu’ab ul-Iman (2/288)].

- Kesombongan dapat membuat seseorang menjadi bangga, membuat klaim yang berlebihan, berdebat dengan orang lain, dan semuanya merupakan hal-hal yang dilarang dalam agama.

Jabir bin Abdullah rodiyallohu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam berkata: Jangan menuntut ilmu karena ingin bersaing dengan ulama dan janganlah mendebat orang-orang yang bodoh, atau ingin mengendalikan sebuah majelis, karena barangsiapa yang melakukannya, itu adalah neraka, neraka.” [Diriwayatkan oleh Ibnu Maja, Ibnu Hibban dan Al-Hakim]


Judul Asli : التأ الصيل فى طلب العلم [Meletakkan Landasan dalam Menuntut Ilmu]
Penulis : Syaikh Muhammad bin Umar bin Salim Bazmul
Alih Bahasa: Ummu Abdullah
Distribusi ebook : http://raudhatulmuhibbin.blogspot.com
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik