Bangunlah Engkau Wahai Orang Yang Lemah dalam menuntut Ilmu! (Bagian 1)
إن الحمد لله نحمده، ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله مِن شرور أنفسنا، ومِن سيئات أعمالنا، مَن يهدِه الله فلا مُضل له، ومَن يُضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمدًا عبده ورسوله.
﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ﴾ [آل عمران: 102]، ﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا ﴾ [النساء: 1]، ﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴾ [الأحزاب: 70 - 71].
أما بعدُ:
-Ikhwani Fillah- Ini adalah sebuah risalah dari salafush shalalih kita. Aku telah mengumpulkannya sejak waktu yang lama dari berbagai sumber. Dan aku melihat ada obat untuk penyakit-penyakit yang susah diobati di sana, yang mana penyakit itu tersebar di tengah-tengah umat islam, tersebar dengan luas. Maka dia membinasakan ; penyakit itu adalah MENINGGALKAN MENUNTUT ILMU SYAR'I.
Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa hal tersebut akan terjadi, yang mana dia merupakan tanda-tanda hari kiamat. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda : ((Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah DIANGKATNYA ILMU DAN NAMPAKNYA KEBODOHAN.)) HR Bukhari Muslim rahimahumallah dari Anas radhiyallahu anhu.
Ikhwanii fillah, Ilmu-ilmu syari'at ini telah bangun dari tidurnya di malam hari, mengadu kepada Rabbnya karena sedikit sekali yang mencari dirinya, dia mengadu karena banyak manusia yang berpaling darinya, tidak ingin mempelajarinya. Dan seakan-akan Allah subahanahu wa ta'ala telah melarang dari menuntutnya, Wa Laa haula wa laa quwwata illa billah!
Ambilah pelajaran -Ikhwani fillah- dari perkataan-perkataan ini, teriakan para salaf, peringatan, targhiib (anjuran), tarhiib (ancaman), targhiib dalam memperoleh ilmu yang bermanfaat, dan tarhiib dari meninggalkan mempelajari ilmu syar'i.
Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar bersedih ketika aku mendapati ayahku, atau saudaraku, atau anakku, berbodoh-bodoh dalam masalah-masalah syari'at. Dan kesedihan ini senantiasa bertambah ketika aku mendapatkan seorang Aalim (ahli ilmu) yang merusak dan menyesatkan, yang mana dia keluar kepada manusia dan bermain-main dengan akal-akal mereka dan agama mereka. Seolah-olah dia sedang berbicara kepada binatang-binatang ternak. Maka engkau mendapatinya mengatakan pada perkara yang sudah disepakati umat ini atas keharamannya. : Ini halal, dan sebaliknya pada perkara yang sudah disepakati kehalalannya, dia mengatakan : Ini haram!
Dan sebabnya -tanpa diragukan lagi- yaitu adalah kebanyakan manusia tidak memiliki sedikitpun dari ilmu, yang mana mereka dapat membela diri dari Firman Allah : Akan tetapi engkau dalam kelalaian terhadap perkara ini.
Demi Allah, seandainya kebohodan tidak tersebar di antara manusia, maka tidak ada yang mampu satu orangpun dari para perusak untuk menyebarkan racun-racunnya pada ummat. Akan tetapi mereka ketika melihat bumi ini subur untuk menerima pemikiran syaithon mereka, maka mereka menyebarkannya.
Akhii fillah, bacalah perkataan-perkataan ini dan tadabburilah! Kemudian berjanjilah pada Allah subhanahu wa ta'ala setelahnya agar engkau menjadi penuntut ilmu syar'i yang SEBENAR-BENARNYA, sampai engkau menjadi orang-orang yang mempertahankan agama islam.
Dan sebagai penutup dari muqoddimah ini, aku ingin mengucapkan terima kasih dan pujian kepada sahabat umurku, istriku yang penyayang Ummu Anas, karena dia telah mengorbankan kerja kerasnya bersamaku dalam meraih ilmu yang bermanfaat kepada saudaraku para penuntut ilmu. Semoga Allah membalasanya dengan kebaikan yang banyak, dan menjadikan amal tersebut dalam timbangan kebaikan.
Dan hanyalah Allah tempat aku meminta untuk menjadikan amalku ini ikhlas, dan agar memberikan manfaat kepada saudara-saudaraku, sesungguhnya Dia Maha Dermawan lagi Maha Mendengar doa hambaNya.
Ilmu Syar'i adalah perkara yang paling mulia untuk dicari.
Wahai saudaraku penuntut ilmu, wahai saudaraku yang lemah dalam menuntut ilmu, ketahuilah! bahwa perkara yang paling mulia untuk dicari adalah ilmu agama, dan Nabi shallallahu alaihi wasallam tidaklah meminta dari Allah tambahan sesuatu melainkan ilmu. Allah ta'ala berfirman lewat lisan Nabi Nya shallallahu alaihi wasallam : "Dan katakanlah : Ya Allah tambahkan kepadaku Ilmu"
[Berkata Ibnu Katsir : berkata ibnu Uyainah : Nabi shallallahu alaihi wasallam terus menerus meminta tambahan ilmu sampai Allah wafatkan beliau -pent]
Ketika aku melihat kebanyakan dari saudaraku BERMALAS-MALAS dalam menuntut ilmu syar'i, dan meninggalkannya, dan berpaling kepada mencari perkara-perkara yang fana, yang tidak dapat bermanfaat baginya sedikitpun, tidak berfaedah untuknya. Maka aku menulis kertas-kertas kecil ini, yang semoga dapat membangunkan jiwa orangyang dikehendaki Allah kebaikan.
Ketahuilah saudaraku -rahimakallah- hal pertama yang engkau harus tahu adalah..bahwa ILMU SYAR'I BUKANLAH PERKARA YANG MENGIKUTI KEHENDAK SESEORANG, JIKA DIA BERKEHENDAK MAKA DIA MENCARINYA, DAN JIKA DIA BERKEHENDAK MAKA DIA MENINGGALKANNYA; akan tetapi dia termasuk perkara agama yang wajib bagi setiap muslim dan muslimah. Dan tidak boleh bagi seorang muslim selamanya untuk meninggalkannya, meremehkannya. Karena meremehkannya akan membuat dosa -tanpa diragukan lagi ; dalam hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda - : ((Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim.))
Dan ibn Abdil Barr -rahimahullah- menukil dalam kitabnya "Jaami' Bayaanil Ilm wa Fadhlih" : Ijma'nya para ahli ilmu bahwa dalam ilmu-ilmu syari'at ada yang fardhu 'ain, maka tidak boleh tafriith (meremehkan) dalam mempelajarinya, maka barang siapa yang meremehkan dalam mempelajarinya maka dia berdosa, tanpa ragu, dan dia berhak mendapatkan siksanya Allah, tidak diragukan.
Dan di antara ilmu yang fardhu 'ain tersebut adalah : Ilmu tentang rukun-rukun sholat, syaratnya, sunnahnya, wajibnya. Ilmu tentang hal yang dapat merusak puasa, ilmu tentang segala yang dapat menyempurnakan puasa, ilmu tentang tauhid rububiyyah, uluhiyyah, dan tauhid asma wa shifat. Dan ilmu-ilmu lain yang tidak boleh meremehkan di dalamnya selamanya.
Oleh karena itu Sufyaan Ats Tsauriy -rahimahullah- jika bertemu seorang Syaikh dia bertanya padanya : Apa engkau pernah mendengar(mempejalari) ilmu sedikit saja? Maka jika dia menjawab ; Tidak, maka Sufyaan mengatakan : Semoga Allah tidak memberikan kebaikan padamu dari islam.
Saudaraku para penuntut ilmu, APAKAH YANG MENYIBUKKANMU DARI MENUNTUT ILMU?
Tidak ragu lagi bahwa kebanyakan yang menyibukkan para penuntut ilmu di hari ini dari menuntut ilmu syar'i, dan istimroor (TERUS MENERUS) dalam meraihnya adalah tiga perkara. Hal itu adalah :
1. MALAS DAN LEMAHNYA SEMANGAT :
Benar, sesungguhnya malas dan lemah semangat adalah penyakit yang tersebar pada pemuda umat islam dimanapun itu. Bahkan hal ini merupakan sebesar-besar penyakit yang menghalangi dari menuntut ilmu. Para salafush sholih kita benar-benar mewaspadai penyakit ini. Lihatlah ibnul Jauzi -rahimahullah- mengatakan : Menangis itu sangat berhak dilakukan jika semangat (anda) rendah.
Inilah penyakit yang Al Hajjaawiy Al Hanbaly -rahimahullah- mendorongnya untuk menulis mukhtashor (ringkasan) dalam fiqh; maka beliau berkata dalam pembukaan mukhtashornya yang mengungkapkan tujuan penulisannya : Ketika semangat sudah mengendur, dan sebab-sebab yang melemahkan untuk mendapatkan pemahaman telah banyak.
Berkata seorang penyair -rahimahullah- :
كُلُّ دَاءٍ فِي سُقُوطِ الهِمَمِ
يَجْعَلُ الأَحْيَاءَ مِثْلَ الرِّمَمِ
Setiap penyakit bersumber dari lemahnya semangat
Yang mana dia menjadikan orang yang hidup seperti orang yang mati.
Maka jika engkau saudaraku menginginkan untuk mengobati penyakit ini, maka ketahuilah !
PERTAMA : BAHWA RUNTUHNYA SEMANGAT ADALAH KEMATIAN BAGI PEMILIKNYA
Berkata seorang penyair :
وَفِي الجَهْلِ قَبْلَ المَوْتِ مَوْتٌ لِأَهْلِهِ
وَأَجْسَامُهُمْ قَبْلَ القُبُورِ قُبُورُ
وَأَرْوَاحُهُمْ فِي وَحْشَةٍ مِنْ جُسُومِهِمْ
وَلَيْسَ لَهُمْ حَتَّى النُّشُورِ نُشُورُ
Dalam kebodohan itu adalah kematian sebelum kematian pemiliknya (kematian asli -pent)
Dan badan badan mereka sudah terkubur sebelum dikuburkan.
Ruh-ruh mereka berada dalam ketakutan dari jasad mereka
Dan mereka tidak bisa bangkit sampai hari kebangkitan.
Berkata yang lain :
قَدْ مَاتَ قَوْمٌ وَمَا مَاتَتْ مَكَارِمُهُمْ
وَعَاشَ قَوْمٌ وَهُمْ فِي النَّاسِ أَمْوَاتُ
Telah mati sebuah kaum akan tetapi kemuliaan mereka tidak mati
Dan hidup sebuah kaum akan tetapi mereka adalah orang mati di antara manusia
Berkata yang lain :
وَمَنْ فَاتَهُ التَّعْلِيمُ وَقْتَ شَبَابِهِ
فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعًا لِوَفَاتِهِ
BARANG SIAPA KEHILANGAN BELAJAR DI WAKTU MUDANYA
MAKA BERTAKBIRLAH EMPAT KALI UNTUK KEMATIANNYA (Maksud takbir empat kali adalah sholat jenazah, karena dianggap sudah mati dirinya -pent)
Berkata Aliy ibn Abii Thoolib -radhiyallahu anhu- : Para penjaga harta telah mati, padahal mereka masih hidup. Sedangkan para ulama itu senantiasa hidup selama waktu berjalan.
Bersambung …..
القصور في طلب العلم: أسبابه وعلاجه
dengan peringkasan dan sedikit penambahan darinya
Link download :
http://www.archive.org/download/zamallahn/zamallahn.pdf
pinjam gambar dari www.hobeldeen.ahlamontada.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Memberi Respon yang Baik