Sabtu, 27 Agustus 2011

Nasehat Syaikh Sudais bagi mereka yang berpisah dengan bulan Ramadhan


Renungan Berharga, bagi Orang yang Berpisah dengan Bulan Puasa
[Dr. Abdurrahman As-Sudais]

الحمد لله، نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره ونتوب إليه، ونثني عليه الخير كله، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، إله الأولين والآخرين، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، وحبيبه وخليله، وأمينه على وحيه، بلغ الرسالة، وأدى الأمانة، ونصح الأمة، وجاهد في الله حق جهاده، تركنا على المحجة البيضاء ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك، فصلى الله وسلم وبارك عليه وعلى آله وأصحابه ومن سار على نهجه، واقتفى أثره ودعا بدعوته إلى يوم الدين.
أما بعــد:





Wahai saudaraku sekalian kaum muslimin, bertakwalah kalian kepada Allah ‘azza wa jalla. Maka bertakwa kepada Allah itu merupakan wasiatNya bagi manusia yang awal hingga manusia yang paling akhir, Allah ta’ala berfirman :

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُواْ اللّهَ وَإِن تَكْفُرُواْ فَإِنَّ لِلّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ وَكَانَ اللّهُ غَنِيًّا حَمِيدًا
“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah [360] dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (an-nisa’ 131)

Wahai para hamba Allah, pada hari yang lalu bulan Ramadhan berada dekat dengan kalian, yaitu bulan penuh berkah, bulan yang penuh rahmat serta ampunan dan pembebasan dari api neraka. Ketika itu kalian berpuasa di siang harinya, mengerjakan shalat di malam harinya, dan kalian berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam bentuk peribadatan, dengan harapan mendapatkan pahala dari Allah, dan merasa takut untuk mendapatkan siksaNya.



Namun kemudian berakhirlah hari-hari yang penuh dengan keutamaan, dan malam-malam yang penuh dengan berkah, dia telah melewati bagian hidup kalian, yang tidak akan pernah kembali lagi kepada kalian selama-lamanya. Dan hanya saja telah ditetapkan bagi kalian yaitu apa saja yang kalian lakukan dari kebaikan ataupun keburukan.

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (Az Zalzalah 98-99)

Dan sehingga setiap hari-hari dari umur ini merupakan tahapan dari sirnanya hari demi hari yang kalian miliki, di dalam perjalanan kalian menuju negeri akhirat. Maka setiap berlalunya hari merupakan tanda pengurangan umur kalian, dan mendekatkan kalian kepada ajal kalian. Dengan demikian hendaknya kalian menjaga selalu apa saja yang kalian amalkan pada saat bulan ramadhan, untuk mengarungi hari-harimu menuju negeri akhirat.


Kaum Yang Buruk Keadaannya Akan Meninggalkan Rutinitas Ibadahnya Setelah Ramadhan

Wahai kaum muslimin, meskipun bulan Ramadhan yang diberkahi itu telah berlalu, maka sesungguhnya amalan seorang muslim untuk mentaati Rabbnya dan berusaha istiqamah dalam menjalankan syariat Islam, tidaklah ada kata berakhir pada dirinya, kecuali sampai mati. Allah ta’ala berfirman :

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (al-hijr 99)


Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata : “Tidaklah seorang muslim itu diperintahkan beramal, sampai dia menjumpai kematian” kemudian beliau membacakan firman Allah :
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (al-hijr 99)
Dan Allah ‘azza wajalla berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (ali Imran 102)

Maka aku mewanti-wanti kalian wahai hamba Allah dari kembali (tidak) mengerjakan perbuatan dosa dan maksiat setelah bulan ramadhan. Sesungguhnya pemilik bulan itu adalah Rabb yang Maha Esa. Kaum yang buruk adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja. Kaum yang buruk adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah kecuali hanya satu bulan saja. Diiringi dengan kelalaian dan sikap melampaui batas. Dan mereka memperlihatkan dari perbuatan buruk ini selama sebelas bulan.


Maka bertaqwalah wahai saudaraku kaum muslimin, janganlah kalian merobohkan apa yang telah kalian bangun di bulan ramadhan dari amal-amal shalih kalian. Dan sesungguhnya diantara tanda diterimanya kebaikan yaitu diiringinya kebaikan tersebut dengan kebaikan yang serupa. Dan jika kalian kembali kepada maksiat, setelah di bulan ramadhan kalian berusaha untuk bertaubat dari maksiat tersebut, maka sungguh hal tersebut adalah bentuk kejahatan yang besar, dan dosa yang luar biasa dari hal-hal yang dilakukan sebelumnya. Sesungguhnya di hadapan kalian itu ada timbangan untuk menimbang perbuatan baik dan perbuatan buruk kalian.


فَمَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ
“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam. Muka mereka dibakar api neraka, dan mereka di dalam neraka itu dalam keadaan cacat. “ (al-Mu’minun 102-104)

Keadaan Manusia setelah Bulan Ramadhan

Ikhwah fillah, Bahwasanya orang yang menyaksikan lagi merenungi fenomena kebanyakan umat Islam hari ini, setelah berlalunya bulan ramadhan, maka dia akan menemukan perbedaan yang jauh dan perubahan yang besar antara kondisi mereka di bulan ramadhan dan kondisi mereka setelahnya. Dan umat Islam pada hari setelah bulan ramadhan, mereka dibagi ke dalam beberapa tingkatan yang banyak.

Sebagian dari mereka ada yang tetap menjalankan ketaatan kepada Allah, ada yang rutin membaca Al-qur’an, menjaga shalat-shalat mereka, dan menjaga ibadah-ibadah lain yang biasa mereka lakukan di bulan ramadhan, serta menjauhi perbuatan yang diharamkan. Maka berbahagialah karena amalan baiknya akan diterima, dan selamatlah dia dari kesusahan kelak.

Para salafus shalih adalah orang-orang yang selalu berdoa kepada Allah dalam enam bulan, agar mereka dipertemukan dengan bulan ramadhan, dan mereka berdoa kepada Allah di enam bulan yang lain untuk diampuni dan terima dari apa yang telah mereka kerjakan. Maka semua waktu mereka, mereka curahkan untuk ibadah kepada Allah.

Dan ada diantara manusia –yang sangat hebat penyesalannya-, yaitu orang-orang yang berpuasa di bulan ramadhan lebih berat atasnya daripada sekumpulan gunung-gunung dan mereka senantiasa mengharapkan munculnya bulan syawwal (berharap bulan ramadlan berakhir, pen), untuk merayakan suka cita (bila ramadhan telah usai) dari belenggu yang melilit mereka, dan mereka selalu mengikuti jalannya para setan dari jin dan manusia, agar mereka bias berbuat kerusakan (dosa dan maksiat) di muka bumi. Mereka meninggalkan maksiat-maksiat yang mereka perbuat namun beralih kepada maksiat yang lain dengan tanpa perasaan malu terhadap agama mereka ataupun terhadap lingkungan disekitarnya. Dan terlebih pada hari ini kebanyakan manusia dalam hati-hati mereka telah tertambat kecintaan terhadap kemaksiatan dan kemungkaran, dan benci terhadap perbuatan taat kepada Allah dan perbuatan untuk mendekatkan diri kepada Allah, semoga Allah melindungi kita.

Maka tidak akan didapati bekas dari bulan ramadhan pada jiwa-jiwa dan hati-hati mereka. Mereka meninggalkan shalat berjama’ah di masjid dan meninggalkan membaca Al-qur’an. Dan mereka malah berpaling kepada kesenangan syahwat mereka dan kelalain mereka, kepada perbuatan maksiat dan canda tawa mereka, dan pada kesenangan-kesenangan dari hal yang melalaikan. Dan hal semacam ini adalah realita dari kebanyakan pemuda-pemuda kaum muslimin dan orang-orang sekarang. Lahaula wala quata illa billahi.

Sesungguhnya realita semacam ini sangatlah memilukan dan tidaklah hal ini menjadi suatu hal yang menyenangkan melainkan bagi musuh-musuh islam. Dan orang-orang semacam ini menunggu dirinya tertimpa bencana, dan mereka menghendaki agar pemuda kaum muslimin bisa terlepas dari agama dan aqidah mereka. Dan mereka akan berkorban di dalam jalan-jalan seperti itu, untuk setiap kebinasaan dan kehinaan. Demi Allah sesungguhnya hal tersebut sangatlah memilukan bagi orang-orang yang masih memiliki keimanan walaupun sebesar biji sawi. Maka bertaqwalah kepada Allah wahai kaum muslimin, dan tetaplah kalian berusah untuk selalu istiqamah dalam menjalankan syariat Rabb kalian, dan kalian berusaha melanjutkan ketaatan kalian, dan kalian berusaha untuk mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Dan kalian terus memperhatikan anak-anak kalian dan orang-orang yang berada di bawah tanggungan kalian kepada jalan-jalan yang benar.

Dan bertaqwalah kalian wahai pemuda Islam, jagalah waktu-waktu luang kalian, dan umur-umur kalian dengan ketaatan kepada Rabb kalian, dan jangan kalian lalai dari suatu hal yang melalaikan. Dan dia ini adalah orang tertipu

كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئاً
“yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apa pun.” (QS An-Nur 39)

Bertaqwalah wahai wanita-wanita kaum muslimin, istiqamahlah kalian dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, dan berdiam dirilah kalian di rumah-rumah kalian

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu, dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti model berhias dan bertingkah lakunya orang-orang jahiliyah dahulu (tabarruj model jahiliyah).” (Qs. Al-Ahzab: 33)

Dan keberadaan bulan puasa memiliki pengaruh yang baik terhadap suatu jiwa, saat dimana kita terbiasa untuk menjaga sikap malu, menjaga sopan santun dan menjaga pandangan. Dan kalian harus waspada terhadap kerumunan manusia, baik itu di pasar-pasar dan tempat umum. Karena disana banyak orang yang berhias secara berlebihan. Dan hendaknya para wanita menjauhi dari sikap tabarruj, mengumbar aurot memperlihatkan bentuk fitnah-fitnah yang lainnya

(terjemahan ini masih jauh dari sempurna, semoga Allah menjadikan hati-hati ini adalah hati yang selamat dari berbagai penyakit)

sumber :
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik