Sabtu, 01 Januari 2011

Menjaga Waktu, Bermanfaat Saat Ajal Menjemputmu

Menyadari Bahwa Menjaga Waktu Adalah Penyebab Khusnul Khatimah



Ada realita penting yang harus ditanamkan dalam jiwa dengan kuat, sekuat gunung yang menjulang. Yaitu, barangsiapa memanfaatkan detik-detik umurnya dalam ketaatan kepada Rabb-nya dan menggunakan hitungan usianya yang terbatas dalam perkara-perkara yang diridhai oleh Rabb dan Penciptanya, niscaya Alloh akan memberinya keteguhan dan khusnul khatimah pada saat kematian. Ini tidaklah aneh. Karena barangsiapa menjaga Alloh dalam suka, maka Dia akan menjaga dan memeliharanya pada saat menjelang kematian. Apabila ada bukti nyata tentang hakikat besar ini, maka bacalah contoh-contoh yang cemerlang dan bentuk-bentuk yang gemilang dari akhir kehidupan orang-orang yang baik lagi bertakwa. 

Al-Jariri berkata,”Saya berada di kepala Junaid ketika menjelang kematiannya. Pada saat itu dia sedang membaca Al-Qur’an dan saya berkata kepadanya,”Kasihanilah dirimu.” (yakni, jangan engkau memberatkan dirimu dengan membaca Al-Qur’an pada saat menjemput). Dia menjawab,”Apakah ada orang yang lebih membutuhkan pahala dariku pada saat seperti ini, dan inilah diriku. Buku catatan amalku hampir ditutup.” Al-Jariri berkata,”Junaid telah mengkhatamkan Al-Qur’an, dia kemudian memulai lagi dengan surat Al-Baqarah dan telah membaca tujuh puluh ayat, kemudian dia wafat.” (Thabaqat Asy-Syafiiyah,As-Subki,juz 4). Betapa mulia akhir hidupnya. Betapa indah penghujung hidup seorang hamba shalih yang menjaga waktunya untuk ketaatan kepada Tuhannya. 

Seorang hamba shalih, Amir bin Abdul Qais rahimahulloh sedang dalam keadaan sakit yang dekat dengan kematian. Kesulitan-kesulitan dan sakaratul maut pun telah turun kepadanya. Lalu dia mendengar adzan shalat Maghrib maka Amir meminta orang-orang yang berada disekelilingnya untuk membawanya ke masjid agar bisa melaksanakan shalat berjamaah. Ketika dia shalat di belakang imam dan bersujud pada rakaat pertama, Allah memanggilnya, sementara dia dalam keadaan sujud. (Siyar A’lamin Nubala, 5/22) Berbahagialah hamba yang shalih ini. Ia wafat dalam keadaan sujud kepada Alloh. Maka pada hari Kiamat dia dibangkitkan dalam keadaan sujud kepada Alloh Ta’ala. 

Ibnul Ahmad Al-Hambali menyebutkan bahwa Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisi rahimahulloh adalah orang yang selalu memperbanyak dzikir kepada Alloh Ta’ala. Hingga dia meninggal dalam keadaan bertasbih yang dia hitung dengan jarinya. (Syadzarat Adz-Dzahab, Ibnul Ahmad Al-Hambali, juz 5). Benar, mereka adalah para pemimpin kebaikan. Maka mereka mendapatkan balasan kebaikan, bahkan lebih. 

Imam Abu Ishak An-Naisaburi rahimahulloh sedang menghadapi ajalnya. Sepanjang hari itu dia berpuasa. Dia berkata kepada anaknya, “Buka kelambu,” kemudian dia berkata lagi,”Saya haus.” Lalu anaknya membawakan air untuknya. Abu Ishak berkata, “Apakah matahari telah terbenam?” Anaknya menjawab,”Belum.” Maka Abu Ishak mengembalikan air tersebut, lalu dia berkata,’Untuk seperti inilah hendaknya orang-orang beramal.” Kemudian ruhnya pergi kepada Tuhannya. (Tarikh Baghdad, Al-Khatib Al-Baghdadi, juz 6)

Saudaraku, inilah akhir hidup orang-orang shalih yang menjaga waktu mereka. Apakah anda tidak merindukan akhir hidup seperti mereka? Jika ya, maka maksimalkanlah usia anda dan bersegeralah melaksanakan ketaatan. Karena barangsiapa berjalan di jalan yang semestinya, niscaya dia akan sampai di tujuan dan barangsiapa yang bersungguh-sungguh, niscaya ia akan berhasil. 


Judul asli :  
١٢٥  طرييقة  لححفظ االوقت 
(125 Kiat Salaf Menjadikan Waktu Produktif)
Penulis :
ابوالقعقاع محمد بن صالح ال عبد الله
(Abul Qa’qa’Muhammad bin Shalih alu ‘Abdillah)

Penerjemah:
Izzudin Al-Karimi, Lc

Penerbit :
Pustaka Elba

Artikel terkait
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik