Selasa, 04 Januari 2011

Sebaiknya kita mencontoh mereka dalam bergaul dengan Al-Qur'an

Mengetahui Bagaimana Salaf Hidup dengan Al-Qur’an



Al-Qur’an Al-Karim adalah ruh penghibur seorang mukmin dalam mengarungi hidup yang berat dibumi ini. Ia adalah cahaya yang meneranginya dan memberinya petunjuk ke jalan yang benar di tengah-tengah kegelapan Jahiliyah yang tebal. Ia adalah cahaya bagi orang yang mengamalkannya di dunia, cahaya di kuburnya dan cahaya di atas shirath (titian) pada hari Kiamat.

Ketika para salafush Shalih menyadari hakikat ini, mereka lalu hidup bersama Al-Qur’an dan dibawah naungannya. Kepada Al-Qur’an mereka kembali, dan darinya mereka bertolak. Al-Qur’an adalah teman mereka pada waktu menyendiri. Ia adalah teman mereka pada waktu berkumpul. Landasan dan pemimpin mereka dalam segenap urusan hidup. Marilah kita melihat bagaimana Salafus Shalih hidup bersama Al-Qur’an, Kalamulloh yang Maha Pengasih dan Maha Berkuasa.

Usman bin Affan Rhadiallohu Anhu mengkhatamkan Al-Qur’an setiap tujuh malam. (diriwayatkan Abu Dawud di kitab Al-Mashahif, An-Nawawi di Al-Adzkar berkata, “Sanadnya shahih.” 1/229)

Imam An-Nawawi Rahimahulloh berkata,”Banyak orang dari kalangan Salaf yang mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu. Ini dinukil dari Usman, Ibnu Mas’ud, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Kaab dan beberapa tabiin.” (Al-Adzkar, An-Nawawi 1/229) Dimana kita dibanding mereka? Bagaimana keadaan kita?

Al-Hasan Al-Bashri Rahimahulloh mengkhatamkan AL-Qur’an sekali dalam sepuluh malam. (Disebutkan Abu Dawud di kitab Al-Mashahif dan dinukil oleh An-Nawawi di Al-Adzkar,1/228)

Al-Fudhail bin Iyad Rahimahulloh berkata,” Abu Ishak As-Subai’i Rahimahulloh, mengkhatamkan Al-Qur’an dalam tiga hari.” (Siyar A’lamin Nubala, Adz-Dzahabi, 5/394). Kira-kira dimana keluarga Al-Qur’an zaman ini? Dimana orang-orang yang merasakan pengawasan Alloh dan siap berbuat kebajikan?

Abul Ahwashberkata,” Abu Ishak As-Subai’i berkata kepada kami,’Hai para pemuda, manfaatkanlah (kekuatan dan usia muda kalian). Tidak ada malam yang berlalu kecuali saya membaca seribu ayat. Dan sesungguhnya saya membaca Al-Baqarah dalam satu rakaat. Saya berpuasa di bulan-bulan haram, tiga hari setiap bulan serta Senin dan Kamis.” (Siyar A’lamin Nubala, Adz-Dzahabi, 5/397). Hai pemuda islam, inilah ibadah Abu Ishak pada waktu lanjut usia, lantas bagaimana dengan kita para pemuda yang kuat-kuat?

Ali bin Al-Madini Rahimahulloh berkata,”Suatu malam saya menginap di rumah Ismail bin Ulaiyyah, dia membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam.” (Al-Manhajul Ahmad fi Tarajim Ashabil Imam Ahmad, Al-Ulaimi)

Al-Musayyib bin Rafi Al-Asadi, Thalhah bin Musharrif dan Habib bin Abu Tsabit Rahimahulloh, mereka semua mengkhatamkan Al-Qur’an dalam setiap tiga malam.” (Qiyamul Lail, Al-Marwazi)

Tatkala maut menjemput seorang hamba shalih Abdullah bin Idris Rahimahulloh, putrinya pun menangis. Dia berkata kepada putrinya, “Jangan menangis. Sungguh saya telah mengkhatamkan Al-Qur’an di rumah ini sebanyak empat ribu kali.” (Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, 1/78)

Ketika seorang hamba shalih, Abu Bakar bin Ayyasy Rahimahulloh dijemput kematiannya, saudara perempuannya menangisinya. Dia berkata kepadanya,”Apa yang membuatmu menangis? Lihatlah sudut rumah itu. Disitu saya telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak delapan belas ribu kali.”(Siyar A’lamin Nubala, 8/504). Dengarkanlah hai pemalas! Inilah semangat mereka! Inilah bekal orang-orang shalih! Lalu bekal apakah yang telah anda persiapkan untuk dirimu sendiri?

Dari Ibnu Wahab berkata,”Saya bertanya kepada saudara perempuan Imam Malik bin Anas Rahimahulloh, Apa kesibukan Malik di rumah?’ Dia menjawab,”Mushaf dan tilawah (membaca Al-Qur’an).”(Siyar A’lamin Nubala, Adz-Dzahabi, 8/111)

Abdullah bin Imam Ahmad Rahimahulloh berkata,”Setiap hari ayahku membaca sepertujuh Al-Qur’an (yakni, lebih dari empat juz). Beliau mengkhatamkan Al-Qur’an setiap minggu.” (Siyar A’lamin Nubala, Adz-Dzahabi, 11/214).

Al-Hasan Al-Bashri Rahimahulloh berkata,” Umar membaca satu ayat pada waktu qiyamul lail, lalu dia menangis sampai terjatuh. Dia tetap dirumah sehingga di jenguk karena sakit.” (Manaqib Umar bin Al-Khatab, Ibnul Jauzi, hlm.168).

Abu Musa Al-Asy’ari Rahimahulloh berkata,” Al-Qur’an adalah kekayaan bagi kalian, tambah pahala bagi kalian, dan bisa menyebabkan kalian berdosa. Maka ikutilah A-Qur’an. Karena barangsiapa yang mengikutinya, niscaya ia akan membawanya ke kebun surga.” (Qiyamul Lail, Al-Marwazi)

Bacalah ucapan Ibnul Jauzi ini, “Nasihat-nasihat Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit hati. Dalil-dalinya cukup bagi orang yang mencari kebenaran. Dimanakah orang-orang yang meniti jalan keselamatan? Mengapa saya melihat jalan itu sepi dari mereka?” (At-Tabshirah, Ibnul Jauzi, 1/71).

Saudaraku, hai pemilik jiwa yang lalai, engkau membaca Al-Qur’an sementara jiwamu tidur. Berapa banyak Al-Qur’an memperingatkanmu dari kebinasaan? Apakah ia tidak memberitahukan kepadamu bahwa tiang-tiang kehidupan adalah lemah? Apakah ia tidak memberitahukan kepadamu bahwa umur ada batasnya? Apakah engkau tidak mempunyai jiwa yang mencegahmu dari dosa-dosa?” (At-Tabshirah, Ibnul  Jauzi, 1/101). 

Judul asli :  
١٢٥  طرييقة  لححفظ االوقت 
(125 Kiat Salaf Menjadikan Waktu Produktif)
Penulis :
ابوالقعقاع محمد بن صالح ال عبد الله
(Abul Qa’qa’Muhammad bin Shalih alu ‘Abdillah)

Penerjemah:
Izzudin Al-Karimi, Lc

Penerbit :
Pustaka Elba
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik