Sabtu, 01 Januari 2011

Deadline Para Setan

Setan Hadir pada Saat Sekarat



Pada saat maut tiba, setan sangat antusias menghadapi hal ini agar kesempatan tersebut tidak luput darinya. Dalam Shahih Muslim disebutkan dari Jabir Ibn Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda.”Sungguh setan mendatangi salah seorang kalian dalam setiap situasi dan kondisi bahkan pada saat makan. Dan jika kunyahan makanan salah seorang kalian jatuh, hendaklah ia membersihkannya bagian yang kotor lalu memakannya, dan tidak membiarkannya dimakan setan. Jika ia telah selesai makan, hendaklah ia menjilat jari-jarinya, karena ia tidak tahu di makanan yang mana terdapat keberkahan.”

Para ulama menyebutkan bahwa setan mendatangi manusia pada saat-saat genting itu dengan menyamar sebagai ayah, ibu atau orang lain yang dikenal sambil memberi nasehat dan mengajak untuk masuk agama Yahudi, Nasrani atau agama lain yang bertentangan dengan Islam. Pada saat itulah Alloh menggelincirkan orang-orang yang telah ditakdirkan sengsara. (Al-Qurthubi,at-Tadzkirah,h.34) Inilah makna ayat,

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

”(Mereka berdoa),’Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia).’” (Q.S. Ali ‘Imran:8)

Abdullah, putra Imam Ahmad ibn Hanbal, berkisah,”Aku menyaksikan wafatnya ayahku, di tanganku ada kain lap untuk mengusap jenggotnya yang lebat. Pada saat itu beliau pingsan kemudian sadar, lalu beliau berkata sambil menunjuk dengan tangannya, ‘Tidak, enyahlah! Tidak, enyahlah!’ Ia melakukan hal itu berulang-ulang. Lalu aku bertanya kepadanya, ‘Hai ayahku, apa yang engkau lihat?’ Ia menjawab, ‘Setan berdiri didekat terumpahku sambil menggigit ujung jari, dan berkata, “Hai Ahmad, ikutilah bujuk rayuku!” Aku pun berkata,”Tidak, enyahlah! Tidak, enyahlah, sampai aku mati pun!. (Al-Qurthubi,at-Tadzkirah,h.34)

Al-Qurthubi berkata: Aku mendengat guru kami, Imam Abu Al-Abbas Ahmad ibn Umar al-Qurthubi, berkata, “Aku menyaksikan ketika saudaraku, Syekh Abu Ja’far Ahmad ibn Muhammad al-Qurthubi, sedang sekarat, di Cordova. Dikatakan kepadanya, ‘Ucapkanlah la ilaha illa Allah.’ Namun, jawaban yang keluar dari mulutnya, ‘Tidak! Tidak!’ Saat ia siuman, kami menceritakan hal itu kepadanya. Ia pun bercerita,’Datang dua setan di sebelah kanan dan kiriku. Salah satu berkata,”Matilah dalam keadaan beragama Yahudi, karena Yahudi adalah agama terbaik.” Yang satu berkata, “Matilah dalam keadaan Nasrani, karena Nasrani adalah agama terbaik.” Aku pun menjawab,”Tidak! Tidak!”.( Al-Qurthubi,at-Tadzkirah,h.34)

Menurut Ibn Taimiyah, kejadian seperti ini tiak mesti berlaku sama bagi setiap orang. Bahkan pada sebagian orang, ditawarkan lebih dari dua agama sebelum matinya. Sedangkan sebagian lagi malah tidak ditawarkan. Ini semua termasuk fitnah kehidupan dan fitnah kematian yang kita dianjurkan untuk memohon perlindungan dari hal itu dalam sehat. (Majmu’ al-Fatawa,IV, h.255) Ibn Taimiyah menyebutkan bahwa setan sering menggoda manusia pada saat sekarat, karena saat itu adalah waktu hajat. Beliau berdalil dengan hadits,”Amal itu tergantung penghujungnya.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,”Seorang hamba beramal dengan amalan ahli surga, namun ketika jarak antara dia dan surga tinggal sehasta, takdir mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, maka masuklah nerakalah ia. Seorang hamba beramal dengan amalan ahli neraka, namun ketika jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta, takdir mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli surga, maka masuk surgalah ia.” Karena itu beliau menyampaikan, “Setan itu paling keras upayanya dalam menggoda anak Adam adalah saat sekarat. Ia berkata kepada kawan-kawannya,’Perhatikan dia, sebab bila ia luput, maka selamanya kalian tidak dapat mengambil keuntungan darinya.”( Majmu’ al-Fatawa,IV, h.255)


Judul Buku : “Ensiklopedia” Kiamat
Penulis : DR. ‘Umar Sulaiman al-Asyqar
Penerbit : Serambi

Artikel terkait
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik