Berdoa
Kepada Orang Yang Sudah Mati
Dan
sebagian dari macam-macam syirik besar adalah Beristighasah (meminta
pertolongan/kemenangan, pen) kepada orang-orang yang sudah mati
dengan berdoa kepada mereka, dan dia mencari bantuan kepada mereka
(mayit), dengan mendekatkan diri kepada mereka (mayit), melalui
berbagai macam bentuk peribadatan. Dan perbuatan tersebut, merupakan
syirik besar yang bisa menjadikan seseorang berpindah (keluar, pen)
dari agama Islam, sebagaimana Allah ta’ala berfirman :
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya
Engkaulah yang kami iibadahi, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan” (al-fatihah
; 5)
Maka
mendahulukan maf’ul (obyek) “إِيَّاكَ”
(hanya
kepadamu) mengandung faedah pengkhususan. Dan kalimat itu telah
menunjukkan urgensi dari kalimat tauhid (لا
إله إلا الله ).
Dan
diantara macam-macam bentuk ibadah yakni do’a, dan do’a merupakan
suatu bentuk peribadatan sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam
as-sunnah dari hadits Nu’man bin Basyir radiyallahu ‘anhu,
bahwasanya Rosulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda “do’a
itu adalah ibadah” (HR. Imam Ahmad IV/267, 271, 279 dan Abu Dawud
II/161).
Sehingga
memalingkan ibadah kepada selain Allah adalah adalah kesyirikan dan
kekufuran. Allah ta’ala berfirman :
وَمَن يَدْعُ
مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ
لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ
رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
“Dan
barangsiapa beribadah kepada tuhan yang lain di samping kepada Allah,
padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka
sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. Sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu tiada beruntung.”
(al-mu’minun ; 117)
Dan
kata (مَن)
adalah dari bentuk kata yang umum yang mengandung keumuman dalam
seluruh sisi yang terkait dengan hal tersebut. Maka telah diketahui
bersama bahwasanya barang siapa yang berdoa kepada Allah kemudian
disamping itu dia juga berdoa kepada salah seorang (yang ghaib), maka
dia termasuk dari golongan orang-orang kafir. Allah ta’ala
berfirman :
وَأَنَّ
الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا
مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan
sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah
kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.
“
(al-jin ; 18)
وَقَالَ
الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
اعْبُدُواْ اللّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ
حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ
مِنْ أَنصَارٍ
“padahal
Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah
Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.”
(al-maidah ; 72)
Dan
diantara yang dicari (diinginkan) dalam berdoa yaitu ada beberapa
macam seperti meminta pertolongan/ kemenangan dan inilah yang disebut
dengan istighasah, mencari perlindungan, mencari bantuan serta tujuan
yang lain.
Sumber : الاخطاء
الشائعة في بيان كثير من المـنــظــار
[al-mindzoru fi bayanin katsirin minal akhto’i asysyaai’ati]
, halaman 9, Terbitan darul ‘asimah, Saudi arabia.
Oleh : Fadhilatus Syaikh Shalih Bin
‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Memberi Respon yang Baik