Sabtu, 27 April 2013

Untukmu yang Berjiwa Gosip



Pertanyaan dari Syaikh Shalih bin Sa'ad As-Suhaimi (hafidzahullahu ta'ala)

"Syaikh kami ada suatu hal yang menjadi masalah terkait atas pertanyaan kali ini, sering kali kita mendengar dalam pembicaraaan dengan beberapa pemuda dari berbagai negara (muslim), bahkan sampai ke negeri non muslim. Terkadang, ada suatu masalah yang datang di antara mereka dan mereka semangat ingin mendapatkan berita itu, bahkan meskipun itu dari berbagai rekaman, disertai kurangnya pemahaman mereka dari metode dalam menuntut ilmu, dimana sering kali masalah yang terjadi mengarah kepada perdebatan dan perselisihan di atas suatu hal yang pada dasarnya tidak prinsip (penting). Beberapa diantaranya didasari mewajibkan diri pada suatu hal yang tidak wajib, dan sebagian lagi wahai syaikh kami dikarenakan ketergesaan dalam masalah tabdi’ (vonis mubtadi’) dan juga disebabkan  masalah taqdis (pujian / sanjungan) pada orang tertentu sehingga jatuhlah nama baik orang lain. Lantas apakah nasehat anda wahai syaikh kami untuk pemuda seperti itu?



Jawaban dari salah seorang Muhaddits (ahli hadits) di Madinah, al’allamah ’Abdul Muhsin al-’Abbad al-Badr (hafidzahullah) : 

Saya katakan kepada pemuda itu agar mereka jangan suka mencari berita (seputar fitnah) dan hal itu justru akan membuang-buang waktu mereka, yang mengakibatkan kebencian dan permusuhan di antara mereka sendiri. Perilaku yang anda ceritakan itu adalah keadaan orang-orang yang mereka berada pada wilayah yang ’ulama tidak berada di dalamnya. Kebiasaan mereka itu cuma membeli rekaman dan hanya mengambil (mendownload) dari pengajian-pengajian, seolah-olah mereka benar-benar hadir dalam pengajian tersebut. Adapun untuk orang yang sibuk dengan qiila wa qala (ngegosip, pen) dan hobi membicarakan orang tertentu dan menyanjung orang (dengan berlebihan, pen) dan berakibat merugikan orang lain, maka ini termasuk perbuatan menyia-nyiakan waktu dan memalingkan seseorang dari ilmu. Inilah yang sering menyibukkan mereka dari jalan menuntut ilmu dengan masalah yang akan membawa kerusakan pada seseorang.

Maka hendaknya mereka curahkan waktu untuk menghadiri pengajian ilmiyah jika memang hal itu memungkinkan untuk seseorang dapat hadir atau jika tidak mereka dapat mendengarkan rekamannya dan tentunya serius dalam mempelajarinya, serta mereka memfokuskan untuk mendengarkan dan mereka akan memperoleh pengetahuan. Demikian pula jika ada suatu permasalahan yang ada pada mereka, maka hendaknya mereka kembalikan permasalahan tersebut (bertanya) kepada beberapa ulama, walaupun mungkin lewat telpon. Karena bagi mereka yang sedang disibukkan dengan membicarakan orang lain dan kesibukan lain yang ada pada mereka, seperti orang yang satu sibuk menyerang orang yang lain, maka perbuatan ini menyia-nyaikan waktu tanpa manfaat. Orang-orang seperti ini tidak akan mendapatkan ilmu yang manfaat, dan keadaan mereka akan berakhir dengan tanpa ilmu. Adapun bagi mereka yang menyibukkan diri dengan ilmu dan berusaha mendapatkannya serta menyibukkan waktu mereka dengan hal itu, maka mereka adalah orang-orang yang akan mendapatkan kemuliaan diakhirnya, insyaAllah.

diintisarikan dari salafimanhaj.com
pinjam gambar dari republika.co.id
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik