Minggu, 14 April 2013

Dengki Termasuk Sifat Setan dan Yahudi (DR. Shalih Fauzan)



Nasihat syaikh DR. Shalih Fauzan (dewan fatwa Saudi Arabia) kepada mereka yang sering hasad (dengki) kepada saudaranya



“Hendaknya mereka senantiasa bertaqwa kepada azza wajalla, dan selalu berusaha meninggalkan sifat hasad (dengki), hasad maknanya adalah menginginkan lenyapnya kenikmatan pada orang yang dihasadi tersebut, inilah hasad yang tercela, dan dia termasuk ke dalam jajaran dosa besar, dan hasad itu mengikis kebaikan sebagaimana api melahap kayu bakar. Sifat hasad merupakan rasa tidak ridha terhadap Allah, dan hasad ini termasuk dari akhlaknya syaithon, ketika setan dengki terhadap adam, sehingga hasad inilah yang menyebabkan syaithon kufur terhadap Allah ‘azza wajalla.


Hasad (dengki) juga merupakan sifat kaum yahudi, yang mereka telah hasad kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dan ummatnya, sehingga mereka tidak beriman kepada apa yang dibawa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, dan mereka senantiasa mengetahui bahwasanya hasad mereka kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah di atas kekufuran.

Sifat hasad sering kali menyebabkan hilangnya jiwa dan pertumpahan darah. Maka anak adam yang pertama telah membunuh saudaranya sendiri dalam keadaan dia hasad tatkala Allah menerima amal dari saudaranya itu, sedangakan dia tidak diterima, sehingga pembunuh tadi hasad kepada saudaranya dan akhirnya membunuhnya, wal’iyadzubillah. Maka sifat hasad menyebabkan pertumpahan darah, sehingga di dalam hadits disebutkan
دبَّ إليكم داء الأمم قبلكم الحسد
“Telah merasuk kepada kalian penyakit umat-umat sebalum kalian, yaitu penyakit hasad (dengki)”

Sifat hasad (dengki) sangatlah berbahaya, sehingga hendaknya seorang muslim itu menjauhkan dirinya dari sifat hasad. Apabila dia melihat saudaranya mendapatkan kenikmatan (keberhasilan), maka hendaknya dia berdoa kepada Allah terhadap nikmat yang dimiliki saudaranya tersebut berupa keberkahan., dan dia memohon kepada Allah agar Allah memberikan rizki kepadanya semisal dengan apa yang diberikan Allah kepada saudaranya. Allah ta’ala berfirman :
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.s. An-Nisa`: 32)”
Sumber : http://www.al-forqan.net/fatawa/2476.html
Pinjam gambar :

http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik