Rabu, 26 Juni 2013

Mengkompromikan Hadits Seputar Bulan Sya'ban

Pertanyaan :
Sungguh aku telah membaca pada shahihul jami' hadits no. 397 yang ditahqiq (diteliti) oleh al-albany dan ditakhrij (dikeluarkan) oleh as-suyuthi no. 398, yang dia golongkan sebagai hadits yang shahih, dari abu hurairoh radiyallhu 'anhu bahwasanya dia pernah berkata : Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
إذا انتصف شعبان فلا تصوموا حتى يكون رمضان 
“Bila memasuki pertengahan bulan Sya’ban, maka janganlah kalian puasa sampai tiba bulan Ramadhan”
Dan ada hadits lain yang as-suyuthi mentakhrijnya pada no. 8757 dan dia menshahihkan hadits ini, dan al-albani juga mentahqiqnya pada shahih aljami' no. 4638 dari 'aisyah radiyallahu 'anha, dia berkata :
كانت أحب الشهور إليه صلى الله عليه وسلم أن يصومه ، شعبان ثم يصله برمضان 
"Dahulu Rasulullah menyukai untuk beliau berpuasa di bulan Sya’ban. Kemudian beliau menyambungnya dengan (puasa) bulan Ramadhan."
lantas bagaimanakah mengkompromikan diantara dua hadits tersebut?


Jawaban al-'alamah ibnu baz (rahimahullah) :
Bismillah, walhamdulillah, waba'du :
Maka sungguh Nabi shalallahu 'alaihi wasallam senantiasa berpuasa pada hampir seluruh bulan sya'ban kecuali mungkin sedikit dari beberapa hari saja. Sebagaimana hal itu telah tetap dari hadits 'aisyah dan ummu salamah, adapun hadits yang di dalamnya terdapat larangan berpuasa setelah pertengahan bulan sya'ban maka derajatnya shahih, sebagaimana yang dikatakan oleh alakh al'alamah asy-syaikh Nashiruddin al-albany. Dan yang dimaksudkan dengan larangan tersebut adalah memulai berpuasa setelah pertengahan bulan, adapun orang yang berpuasa pada kebanyakan hari di bulan sya'ban atau berpuasa pada keseluruhan hari di bulan sya'ban maka sungguh dia telah mencocoki pada sunnah. Wallahu waliyut taufiq 

Sumber: http://www.alifta.com/Fatawa/FatawaChapters.aspx?languagename=ar&View=Page&PageID=21&PageNo=1&BookID=12



http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik