Sabtu, 02 Februari 2013

Ingatlah Ini Disetiap Hujan Datang


 Musim hujan tahun ini

Sahabat muslim yang dirahmati oleh Alloh subhanahu wa ta’ala, Baru beberapa hari ini musim hujan kembali mendatangi & menghampiri kita. Masing-masing kita menyimpan segudang kenangan indah bersama musim hujan tahun lalu, ada yang kehujanan dimalam hari sepulang mengaji, ada yang basah kuyup sepulang sekolah, ada yang berteduh dibawah pohon atau berpayung daun pisang tatkala pulang dari sawah, adapula anak-anak kecil yang bermain bola dikubangan lumpur seiring hujan turun dengan lebatnya. Kita berharap kenangan manis musim hujan tahun lalu terulang kembali tahun ini.



 

Ketika hujan datang mengguyur, bumipun kan menjadi hijau karenanya, udara sejuk nan menyegarkan menyeruak ke berbagai penjuru arah, menjadikan dunia terasa begitu subur, indah dan berseri. Dialah Alloh Zat yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu Dia menghasilkan dari hujan itu buah-buahan  sebagai rezeki untukmu. Maka dari itu janganlah kamu mengadakan sekutu bagi Alloh padahal kamu mengetahui. (QS.Al baqarah : 23).

 Do’a ketika turun hujan

Apabila Allah memberi nikmat berupa hujan, dianjurkan bagi seorang muslim dalam rangka bersyukur kepada-Nya untuk membaca do’a, “Allahumma shoyyiban naafi’aa (Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”. Itulah yang Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ucapkan ketika melihat turunnya hujan. Hal ini berdasarkan hadits dari Ummul Mukminin, ’Aisyah radiyallahu ’anha, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban naafi’an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”. (HR. Bukhori : 1032 maktabah syamilah).

 Waktu yang mustajab

Dinul islam sangat menganjurkan umatnya untuk senantiasa berdoa kepada Alloh dengan rasa takut dan harap pada waktu-waktu yang mustajab, diantara waktu yang mustajab adalah ketika turun hujan, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Carilah waktu-waktu diijabahinya doa’a yaitu ketika dua pasukan telah berhadap-hadapan, ketika solat ditegakkan dan ketika turun hujan”. (HR. Imam Syafi’i dalam Al umm :  1/223-224 dan disohihkan oleh Al Imam Al Albani, lihat Silsilah ahadis ash shohihah : 3/453 hadis no : 1469 maktabatul ma’arif).

 Mengambil berkah air hujan

Hendaknya sesekali kita mengambil air hujan dan melumurkannya pada badan kita atau pakaian kita atau barang-barang kita dan sesekali berhujan-hujanan dalam rangka untuk mengambil berkah, sebagai mana hal ini pernah dicontohkan oleh Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Berkata Anas bin Malik, “Kami bersama Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kehujanan, lalu Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyingkap pakaiannya sampai beliau terkena air hujan. Kami bertanya, wahai Rosulullah kenapa engkau melakukan ini ? Beliau menjawab karena air hujan ini masih segar dari Alloh”. (HR. Muslim : 2120 maktabah syamilah).

 Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dalam kitab Al Adabul Mufrad, bahwasannya Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhuma apabila turun hujan dari langit, ia berkata, “Wahai pelayan, keluarkanlah pelanaku dan pakaianku (agar terkena air hujan-pent)”. (Dishahihkan oleh Al Imam Al-Albani dalam Shohih Al Adabil Mufrad hal : 476 hadis no : 932 maktabah ad dalil, lihat pula Fadlullohish shomad fi taudlihil adabil mufrod, bab mengambil berkah dari air hujan : 3/445 oleh Syaikh Fadlulloh Al Jailany, maktabah daarul ma’ali ).

 Yang demikian karena air hujan adalah air yang berbarokah sebagaimana firman Alloh ta’ala, “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh berkah”. (QS. Qof : 9).

 Adzan ketika turun hujan

v  Diperbolehkan bagi muadzin pada malam yang mana hujan turun dengan lebat, apabila selesai adzan untuk mengatakan, “Shollu fi rihaalikum/Solatlah dirumah kalian...!!”. Ini berdasarkan hadis dari Nafi’ yang berkata, “Ibnu umar adzan pada suatu malam yang sangat dingin di dhojnan (nama bukit di dekat mekah), lalu ia berkata –Shollu fi rihaalikum- . Kemudian ia mengabarkan pada kami bahwa Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan muadzin untuk adzan dan mengatakan setelahnya -ketahuilah, solatlah kalian di rumah kalian- pada malam yang sangat dingin dan turun hujan ketika safar”. (HR Bukhori : 632 maktabah syamilah ).

 Al Hafidz Ibnu Hajar Al ‘Asqolani berkata, “Perkataan itu disebut setelah selesai adzan”. (Lihat Fathul baari : 2/113 maktabah syamilah).

 v  Boleh juga untuk mengucapkan “Shollu fi rihaalikum” sebagai ganti “hayya ‘alash sholah”, berdasarkan riwayat Ibnu Abbas, dia berkata pada muadzinnya, “Apabila engkau telah selesai mengucapkan Asyhadu anna muhammadan rosululloh jangan kamu katakan “hayya ‘alash sholah..!” Tapi katakanlah “Shollu fibuyutikum/solatlah dirumah kalian”. Maka sebagian manusia mengingingkarinya, Ibnu abbas pun berkata, “Telah melakukannya orang yang lebih utama dariku ( yaitu Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam”. (HR Bukhori : 901 maktabah syamilah).

 v  Boleh pula mengatakan “shollu fi rihaalikum/buyutikum” setelah perkataan “hayya ‘alash sholah” dan Hayya ‘alal falaah”. Jadi ada tiga model.

 Berkata Syaikh Ali Hasan Al Halaby Al Atsary, “Muadzin ketika hujan boleh mengganti perkataan hayya ‘alash sholah diganti dengan shollu fi rihaalikum/buyutikum, adapula riwayat-riwayat yang lain yang sohih yang menerangkan bolehnya mengucapkan perkataan tadi (shollu fi rihaalikum/buyutikum) setelah hayya ‘alash sholah dan hayya ‘alal falah, demikian pula boleh mengucapkannya setelah selesai adzan. Semuanya dibolehkan karena permasalahannya luas insya’Alloh”. (Lihat ahkamusy syita’  fi sunnatil muthohharoh : 43 oleh Syaikh Ali Hasan Al Halaby Al Atsary, maktabah daar tuhaf an nafaa’is).

 Menjama’ solat kala hujan menyapa

Berkata Syaikhul islam Ibnu Taimiyah, “Dibolehkan menjama’ solat dikarenakan adanya lumpur yang sangat becek, angin yang sangat dingin dimalam yang gelap gulita atau sebab yang lainnya, meskipun tidak turun hujan menurut pendapat yang paling rojih. Dan menjama’ lebih utama dari pada solat dirumah, bahkan meninggalkan menjama’ solat di masjid lalu solat dirumah adalah bid’ah yang menyelisihi sunnah. Karena yang sesuai sunnah adalah solat lima waktu itu dikerjakan berjama’ah di masjid dan ini lebih utama dari solat dirumah berdasarkan kesepakatan kaum muslimin. Dan menjama’ solat dimasjid lebih utama dari pada solat dirumah sendirian berdasarkan kesepakatan para imam yang membolehkan menjama’ seperti Malik, Syafi’i dan Ahmad”. (Lihat Majmu’ fatawa :  24/29 oleh Syaikhul islam Ibnu Taimiyah, maktabah daarul wafa’).

 Berkata Syaikh Solih bin Fauzan bin Abdillah Al Fauzan, “Dibolehkan menjama’ solat maghrib dengan solat isya’ -secara khusus- karena turun hujan yang membuat basah pakaian serta menimbulkan kesulitan, karena Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam telah menjama’ antara maghrib dan isya’ di suatu malam yang hujan turun dengan lebat. Hal ini juga dilakukan Abu bakar dan Umar”. (Lihat Mulakhos fiqh : 1/239 oleh Syaikh Solih Al Fauzan, maktabah Ibnu Hazm).

 Dari perkataan Syaikhul islam difahami bahwa hanya boleh menjama’ solat dimasjid, adapun dirumah maka tidak diperbolehkan. Dan dari penjelasan Syaikh Solih Al Fauzan bisa kita tarik kesimpulan bahwa bolehnya menjama’ solat karena hujan itu hanya khusus solat maghrib dan isya’ saja. Akan tetapi disana ada banyak ulama’ yang berpendapat bolehnya menjama’ solat dzuhur dan ashar karena hujan (Lihat Ahkamusy syita’ fi sunnatil muthohharoh : 50-52). Dan ini yang dipilih oleh Syaikhul islam Ibnu Taimiyah, Imam Al Qodhi, Imam Abul khotob, Imam Ibnu Hubairoh, Imam Ibnu Turkumany, Imam Mardaway dan juga Imam Tajuddin As Subky demikian pula Imam Ibnu Utsaimin sebagaimana dalam syarhul mumti’ berdasarkan hadis berikut.

 Dari Ibnu abbas bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam solat di madinah tujuh dan delapan rekaat dzuhur dan ashar, maghrib dan isya’. Maka Ayyub berkata, “Aku menyangka beliau melakukannya dimalam yang turun hujan sangat lebat..?”. Ibnu abbas berkata, “Barangkali demikian”. (HR Bukhori : 543, Muslim : 1669 maktabah syamilah). Dan inilah pendapat yang rojih wallohu ta’ala a’lam bish showab, semoga bermanfaat dan akhir dari seruan kami adalah anil hamdulillahi robbil ‘alamin.


 Disusun : Abul aswad al bayaty

Sumber disini
Pinjam gambar disini
http://www.frewaremini.com

| Mau Kembali Keberanda? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberi Respon yang Baik