Penanya :
Guru
Kami, apakah nasihat anda untuk penuntut ilmu yang mana mereka sering
mengakhirkan (datang terlambat) shalat Jum'at dan shalat fardhu berjama'ah?
Syaikh DR. Shalih Fauzan (Hafidzahullah) menjawab :
Nabi
Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda :
مَنْ تَرَكَ ثَلاَثَ جُمَعٍ تَهَاوُنًا طَبَعَ اللَّهُ
عَلَى قَلْبِه
“Barangsiapa
meninggalkan tiga shalat Jum’at, maka Allah akan mengunci pintu hatinya.”
Dan
Nabi Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda pula :
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمُ الْجُمُعَاتِ
أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنَ
الْغَافِلِينَ
“Hendaklah
orang yang suka meninggalkan shalat Jum'at menghentikan perbuatannya. Atau jika
tidak Allah akan menutup hati-hati mereka, kemudian mereka benar-benar akan
tergolong ke dalam orang-orang yang lalai.”
Sehingga
tidak boleh (terlambat) bagi orang yang dekat dari masjid jami’ yang mana
mereka bisa mendengar adzan. Tidak boleh baginya tertinggal dari shalat jum’at,
Allah ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ
مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ , فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai
orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Al Jumu’ah: 9-10)
Bahkan
tidak pula diperbolehkan baginya untuk meninggalkan jama’ah (di
masjid/mushalla/langgar) pada shalat-shalat yang lima waktu, Allah ta’ala berfirman :
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ
فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ رِجَالٌ لَا
تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ ۙ
يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
Bertasbih
kepada Allâh di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat
Allâh, mendirikan shalat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu hari
yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (An-Nur: 36-37)
Maka
jelaslah tidak diperbolehkan tertinggal dari shalat jum’at dan shalat jama’ah
bagi orang yang dia senantiasa mendengarkan seruan shalat (adzan). Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
مَنْ سَمِعَ النِّدَاءَ فَلَمْ يُجِبْ فَلاَ صَلاَةَ لَهُ
إِلاَّ مِنْ عُذْرٍ
“Barangsiapa
yang mendengarkan panggilan adzan dan dia tidak menyambutnya, maka tidak ada
shalat baginya, kecuali ada udzur.”
قيل وما العذر؟ قال: خَوْفٌ أَوْ مَرَضٌ
Dikatakatakan
: dan apakah udzur tersebut? Beliau bersabda : ketakutan (tidak aman) dan
sakit.
gambar : http://www.konsultasisyariah.com/wp-content/uploads/2011/08/shalat-idul-fitri.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Memberi Respon yang Baik